MICROSOFT

Penyerahan Sertifikat dari Microsoft pada kegiatan Skype-a-Thon live from Paris di SMKN 1 Gorontalo '4 APRIL 2019'

RUMAH BELAJAR PUSTEKKOM KEMDIKBUD

Implementasi Virtual Class di SMKN 1 Gorontalo - Agustus 2019

KKSI DIREKTORAT PSMK

Team Smart School SMKN 1 Gorontalo - November 2019

SELAMAT DATANG SAHABAT PEMBELAJAR

Rabu, 25 Oktober 2023

Tangga Satuan

 

Model Pembelajaran PjBL - Teaching Aids
(Kelompok V)

Satuan Panjang Adalah: Tangga Satuan, Cara Hitung dan Contoh Soal

Dalam keseharian, pasti kita sering kali melakukan pengukuran panjang, mengukur jarak, ketebalan, dan masih banyak lagi. Biasanya, dalam pengukuran ini kita menggunakan satuan panjang.

Berikut ini ada pengertian terkait tangga satuan panjang, cara hitung, dan contoh soalnya.

Satuan Panjang 

Satuan panjang adalah konversi yang digunakan dalam menentukan panjang. Satuan panjang digunakan untuk mengidentifikasi ukuran suatu benda atau jarak dari titik awal ke titik akhir. Menurut Satuan Internasional (SI), standar satuan panjang adalah meter (m).

Sistem ini dijadikan satuan standar untuk internasional. Standar satuan meter inilah yang membuat kita mengenal Kilometer (km), Centimeter (cm), dan satuan panjang lainnya. Pada susunan tangga konversi satuan panjang, nilai setiap satuannya berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain.

Tangga Satuan Panjang

Tangga satuan panjang digunakan untuk mempermudah dalam melakukan konversi satuan panjang. Rumusnya sangatlah mudah, yakni setiap turun satu anak tangga dikali dengan 10 dan setiap naik satu anak tangga dibagi dengan 10.

Cara menentukan nilai satuan panjang dari tangga pada gambar konversi satuan panjang di atas yaitu:

Jika kita menaikkan setiap satu anak tangga pada tangga konversi, maka nilainya dibagi dengan 10.

Jika kita menurunkan setiap satu anak tangga pada tangga konversi, maka nilainya dikalikan dengan 10.

Dari tangga konversi satuan panjang di atas, maka bisa ditafsirkan sebagai berikut:

1 km = 10 hm

1 km = 100 dam

1 km = 1000 m

1 km = 10000 dm

1 km = 100000 cm

1 km = 1000000 mm

1 m = 0,001 km

1 m = 0,01 hm

1 m = 0,1 dam

1 m = 10 dm

1 m = 100 cm

1 m = 1000 mm

1 km = 1000 m

1 hm = 100 m

1 dam = 10 m

1 m = 1 m

1 dm = 0.1 m

1 cm = 0.01 m

1 mm = 0.001 m

1 hm = 10 dam = 100 m = 1.000 dm = 10.000 cm = 100.000 mm = 0,1 km

1 dam = 10 m = 100 dm = 1.000 cm = 10.000 mm = 0,1 hm = 0,01 km

1 dm = 10 cm = 100 mm = 0,1 m = 0,01 dam = 0,001 hm = 0,0001 km

1 cm = 10 mm = 0,1 dm = 0,01 m = 0,001 dam = 0,0001 hm = 0,00001 km

1 mm = 0,1 cm = 0,01 dm = 0,001 m = 0,0001 dam = 0,00001 hm = 0,000001 km

Perhatikan tangga satuan jarak di atas.

Dari cm ke m naik 2 tangga, maka dari cm ke m dibagi 100. 1 cm = (1 : 100) m = 1/100 m.

Dari mm ke cm naik 1 tangga, maka dari mm ke cm dibagi 10. 1 mm = (1 : 10) cm = 1/10 m.

Dari mm ke m naik 3 tangga, maka dari mm ke m dibagi 1.000. 1 mm = (1 : 1.000) m = 1/1000 m.

Dari km ke hm turun 1 tangga, maka dari km ke hm dikali 10. 1 km = (1 x 10) hm = 10 hm.

Dari km ke dam turun 2 tangga, maka dari km ke dam dikali 100. 1 km = (1 x 100) dam = 100 dam.

Sentimeter dan milimeter membantu mengukur panjang yang lebih kecil dari meter, sementara kilometer membantu mengukur panjang yang lebih besar seperti pada jarak. Misalnya, panjang pensil dapat dihitung dalam sentimeter (cm), sedangkan kilometer dapat mengukur jarak antara dua bangunan atau tempat.

Selain itu, dalam sistem imperial (diikuti di Amerika Serikat) inci, kaki, yard, dan mil digunakan sebagai satuan panjang. Seperti:

1 inch = 2,54 cm = 0,0254 m

1 mil = 1,60934 km = 1.609,34 meter

1 yard = 0,9144 meter

Contoh Soal Satuan Panjang

1. Ubahlah 3 kilometer dalam satuan meter!

Jawab:

Buat tangga satuan panjang, perhatikanlah tangga dan apakah naik atau turun. Karena akan mengubah satuan kilometer menjadi meter, sesuai dengan tangga satuan panjang maka kilometer ke meter yaitu turun tiga anak tangga, sehingga dikali dengan 1000.

3 km = 3 x 1000 m = 3.000 m.

Sehingga 3 kilometer = 3.000 meter.

2. Sebuah jalan di pedesaan sedang diaspal. Panjang jalan yang sudah diaspal adalah 50 hm. Jika panjang jalan yang akan diaspal adalah 9 km, berapa meter lagi jalan yang belum diaspal?

Jawab:

Panjang jalan yang akan diaspal = 9 km = 9.000 m

Panjang jalan yang sudah diaspal = 50 hm = 5.000 m

Panjang jalan yang belum diaspal = panjang seluruh jalan yang akan diaspal - panjang jalan yang sudah diaspal

= 9.000 m - 5.000 m

= 4.000 m

Jadi, panjang jalan yang belum diaspal adalah 4.000 m.

Nah detikers, itulah tadi pengertian satuan panjang, beserta tangga satuan dan contoh soalnya. Mudah dipahami, bukan? Kamu bisa mengaplikasikan pengukuran satuan panjang dalam keseharianmu.


Sumber


Konsep Skala

Model Pembelajaran PjBL - Teaching Aids
(16-26 Oktober 2023)

Mengenal Rumus Skala pada Peta, Cara Menghitung, dan Contoh Soalnya

Rumus skala biasa digunakan untuk mengukur jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. Skala adalah perbandingan antara ukuran pada gambar dan ukuran asli.

Mengetahui rumus skala penting untuk bisa menghitung dan mengetahui berapa jarak antara satu tempat ke tempat lain atau luas suatu wilayah. Berikut penjelasan tentang rumus skala, mulai dari pengertian, cara menghitung, hingga contoh soalnya.

Apa Itu Skala?

Skala adalah perbandingan antara ukuran pada gambar dengan ukuran yang sebenarnya.Skala biasanya menggunakan angka 1 dibandingkan angka jarak sebenarnya.

Misalnya 1 : N
Artinya, setiap jarak 1 sentimeter pada peta atau gambar sama dengan N sentimeter (cm), meter, atau kilometer pada jarak sebenarnya.

Skala berguna untuk membaca suatu peta dan memperkirakan jarak sebenarnya pada suatu wilayah atau bidang. Sebab, untuk mengetahui jarak atau luas suatu wilayah, tidak mungkin manusia membuat gambaran dengan ukuran sesuai aslinya.

Selain pada peta, skala juga kerap digunakan untuk mengukur suatu model miniatur. Misalnya ada miniatur kapal. Ukuran miniatur kapal tentu tidak sesuai dengan ukuran aslinya, tetapi bentuknya harus sama. Untuk itu diperlukan skala agar bentuk miniatur sesuai dengan aslinya.

Untuk skala peta, ada beberapa jenis skala yang diketahui. Simak penjelasannya berikut ini.

Jenis Skala Peta

Skala peta dibagi menjadi tiga jenis.

1. Skala Pecahan

Skala ini dinyatakan dengan perbandingan jarak pada peta terhadap jarak aslinya di permukaan Bumi atau di lapangan. Perbandingan dinyatakan dalam bentuk pecahan sederhana. Contoh: Skala 1/50.000, artinya 1 sentimeter pada peta sama dengan 50.000 sentimeter atau 0,5 kilometer pada permukaan Bumi.

2. Skala Inci Terhadap Mil

Selain sentimeter dan meter, skala juga berlaku dalam bentuk inci dan mil. Beberapa negara menggunakan mil sebagai ukuran jarak alih-alih kilometer, seperti Inggris dan Amerika Serikat. Skala ini ditulis seperti '1 inch to 5 miles', artinya jarak 1 inci pada peta sama dengan 5 mil di permukaan Bumi.

3. Skala Grafik

Skala peta ini ditunjukkan dengan garis lurus yang dibagi menjadi beberapa bagian yang sama panjang. Umumnya garis ini dicantumkan pada bagian bawah peta. Skala grafik dikenal juga dengan nama Road Scale atau Line Scale.

Skala garis ini harus memiliki ukuran yang konsisten. Ketika gambar atau peta diperbesar, maka skala garis juga ikut membesar. Begitu juga ketika gambar atau peta diperkecil.

Rumus Mencari Skala dan Cara Menghitung

Untuk mencari skala, terdapat rumus yang bisa digunakan. Yakni skala sama dengan membagi antara ukuran pada peta atau gambar dengan ukuran sebenarnya.

 

rumus skala tersebut menghasilkan dua rumus lain untuk menghitung hubungan antara skala dengan ukuran peta dan ukuran sebenarnya.

Jarak pada peta atau gambar = Skala x Jarak sebenarnya

Jarak sebenarnya = jarak pada peta atau gambar / skala

Cara menghitungnya, masukkan angka-angka ke dalam rumus. Misalnya untuk mengetahui jarak sebenarnya dari peta Jawa Barat antara Kota Bandung dan Kabupaten Sukabumi, perhatikan skala yang tertera pada peta. Katakanlah 1:5.000.000.

Kemudian kita tinggal mencari berapa jarak Bandung dan Sukabumi di atas peta dalam satuan sentimeter (cm). Misalnya 2 cm. Maka cara menghitungnya adalah:

Jarak sebenarnya Bandung-Sukabumi = 2 / 1:5.000.000 = 2 x 5.000.000 = 10.000.000 cm
(atau sama dengan 100 km).

Contoh Soal Skala

1. Soal Jarak

Soal: Diketahui jarak antara Yogyakarta dan Kebumen adalah 100 kilometer. Tentukan jarak Yogyakarta dan Kebumen pada sebuah peta dengan skala 1 : 2.000.000.

Penyelesaian: Jarak sebenarnya antara Yogyakarta dan Kebumen adalah 100 km = 10.000.000 cm. Skala peta 1 : 2.000.000 = 1/2.000.000

Jadi, jarak Yogyakarta dan Kebumen di peta adalah 5 cm.


2. Soal Luas Tanah

Soal: Sebidang tanah digambar dengan skala 1: 400. Jika ukuran tanah pada gambar adalah 30 cm x 20 cm, tentukan luas tanah sebenarnya.

Penyelesaian:

Skala 1/400 artinya 1 cm pada gambar sama dengan 400 cm pada bidang sebenarnya.

Luas sebenarnya = panjang sebenarnya x lebar sebenarnya

= (30 cm x 400) x (20 cm x 400) = 600 cm2 x 160.000

= 96.000.000 cm2 = 9.600 m2

Jadi luas sebenarnya adalah 9.600 m2.

Demikian penjelasan mengenai rumus skala, cara menghitungnya, hingga contoh soal dan pengerjaannya. Sekarang kamu bisa menghitung berapa jauh jarak antara satu tempat ke tempat lain atau luas suatu wilayah dengan melihat peta saja. Semoga bermanfaat.

Sumber

Senin, 16 Oktober 2023

DILATASI

 

Rumus Dilatasi Matematika & Contoh Soal

Istilah dilatasi dapat memiliki makna pengembangan, pemuaian, pembesaran, atau perkalian.

Konsep dan Pengertian Dilatasi 

Transformasi adalah perubahan dan geometri adalah ilmu ukur atau cabang ilmu matematika yang membahas tentang garis, sudut, bidang, dan ruang. Jadi, dapat disimpulkan transformasi geometri ini membahas proses penentuan titik-titik baru dari suatu bangun.

Dilatasi itu dapat berarti transformasi yang mengubah suatu ukuran (memperbesar/memperkecil) suatu bangun geometri tanpa merubah bentuk bangunnya.

Jadi tergantung dilatasinya, bisa membesar 2 kali lipat, atau 3 kali lipat dan seterusnya.

Rumus Dilatasi

Pada contoh soal dilatasi biasanya diketahui titik pusatnya, kemudian titik (x,y) dan dilatasinya yang dilambangkan dengan nilai K.

Rumus dilatasi cukup mudah karena hanya mengalikan angka pada x dan y dengan nilai K.

(x, y) → (xË¡, yË¡) = (Kx, Ky)

Misalnya, sebuah segitiga dengan titik A berada di (2, 4), titik B berada di (2, 2), dan titik C berada di (4, 2).  Segitiga tersebut akan mengalami pembesaran atau dilatasi sebesar dua kali lipatnya (K = 2). Di mana letak titik-titiknya jika segitiga itu mengalami dilatasi dua kali lipat?

Rumus dan cara menjawabnya adalah sebagai berikut;

A (2, 4) → AË¡ (4, 8)

B (2, 2) → BË¡ (4, 4)

C (4, 2) → CË¡ (8, 4)

Semua angka baik x maupun y akan dikalikan dengan K = 2. 

Berikut adalah visualisasi dari contoh tersebut.


Cukup mudah kan? Dengan gambar di atas semoga dapat langsung mengerti dengan apa yang telah disampaikan.

Bagaimana jika titik pusatnya tidak berada pada titik 0 atau (0, 0)?
Bagaimana jika titik pusatnya berada di (A, B)

Rumus Dilatasi dengan Faktor Skala K dan Pusat (A, B)

Jika titik pusatnya tidak berada pada titik (0, 0) atau titik pusatnya berada di (A, B), rumus dilatasi akan ditemukan dengan cara berikut, 


K(x – a) = xË¡ – a   →  xË¡ = K(x – a) + a

K(y – b) = yË¡ – b  →  yË¡ = K(y – b) + b

(x, y) → (xË¡, yË¡) = (K(x – a) + a, K(y – b) + b)

Jadi, rumus faktor skala dilatasi dengan skala K dan pusat (A, B) adalah seperti yang tercantum di atas. 
--------------------------------------------------------------------------------------------

Contoh 1:

Titik A (1, 2) akan dilatasi sebesar tiga kali dengan pusat (-5, 1), tentukan letak titik AË¡!

Jawab:

(x, y) → (xË¡, yË¡) = (K(x – a) + a, K(y – b) + b) [Konsep]

(1, 2) → (xË¡, yË¡) = (3(1 – (-5)) + (-5), 3(2 – 1) + 1)

(1, 2) → (xË¡, yË¡) = (13, 4)

Contoh 2:

Tentukan bayangan kurva y = x² – 6x + 5  jika di dilatasi dengan faktor skala 3 dan pusat (0,0)

Jawab:

x’ = 3x → x = 1/3 x’

y’ = 3y → y = 1/3 y’

Kemudian nilainya disubstitusikan ke persamaan y = x² – 6x + 5
maka hasilnya menjadi:

1/3 y’ = (1/3 x’)² – 6(1/3x’) + 5

1/3 y’ = 1/9( x’)² – 2x’ + 5  (Semua ruas dikalikan dengan 3)

y’ = 1/3(x’)² – 6x’ + 15

Jadi persamaannya akan menjadi y = 1/3(x²) – 6x +15

Kurva sebelum & sesudah dilatasi

------------------------------------------------------------------------------------------------

Mengasah Logika 
 - Latihan

1. Diketahui sebuah bangun segitiga dengan titik sudut pada koordinat sebagai berikut: A(2,3),  B(7,1) dan C(-2,-5). Bangun tersebut kemudian didilatasi dengan faktor skala 3 terhadap pusat M(1,3).
Tentukan:

  • koordinat bayangannya
  • sketsa letak titik ABC dan A'B'C' pada koordinat kartesius.
Kunci:
koordinat bayangannya
A’ (4,3)
B’ (19, -3)
C’ (-8, -21)
------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber, Zenius


Transformasi Geometri

Apa itu Transformasi Geometri 

Kalau menurut KBBI, pengertian transformasi geometri disusun berdasarkan dua kata pembentuknya yaitu transformasi dan geometri.

Transformasi artinya adalah perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi dan sebagainya) bisa juga perubahan struktur gramatikal lain dengan menambah mengurangi atau menata kembali unsur-unsurnya.

Sedangkan arti geometri adalah ilmu ukur dalam cabang matematika yang menjelaskan sifat-sifat garis, sudut, bidang hingga ruang. 

Nah, dari arti dua kata tersebut, kita bisa simpulkan bahwa transformasi geometri itu berhubungan dengan perubahan rupa yang dilihat dari garis, sedut, bidang, dan ruang.

Kalau dalam pelajaran matematika, transformasi geometri posisi awal bidang dinotasikan dengan (x, y) dan posisi akhir dinotasikan dengan (x’,y’).

Jenis-jenis transformasi geometri, berikut ini:

Ilustrasi Jenis Transformasi 

Ada empat jenis transformasi geometri yang akan dibahas yaitu:

  1. Translasi (pergeseran) 
  2. Refleksi (pencerminan) 
  3. Rotasi (perputaran) 
  4. Dilatasi (perkalian)

Supaya makin paham dengan jenis-jenis transformasi geometri, ada baiknya sudah memahami konsep matriks, karena konsep dan rumus matriks akan banyak digunakan di dalam rumus transformasi geometri.

Selasa, 10 Oktober 2023

PERANGKAT KBM KELAS XII TP. 2023/2024

 


Perangkat Pembelajaran Kelas XII Semester Ganjil Genap - TP. 2023/2024

Disusun berdasarkan K.13 oleh Guru Mapel, untuk terakhir implementasi K.13

Daftar Isi:   (Klik link akses)

Cover

Jadwal Pelajaran

1. Kalender Pendidikan

2. Program Tahunan 

3. Program semester

4. Kalender Pembelajaran

5. Analisis KI/KD / Analisiis CP

6. Silabus/ATP

7. Asesmen Diagnostik 

8. RPP/MODUL AJAR

  • Geometri Dimensi Tiga
  • Transformasi Geometri
  • Kaidah Pencacahan
  • Peluang
  • Statistika

LAMPIRAN

  • Lembar Kerja Peserta Didik
  • Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
  • Glosarium
  • Daftar Pustaka
  • Daftar Hadir Siswa
  • Buku Nilai 
  • Agenda Harian / Jurnal Kegiatan


Jumat, 28 Juli 2023

Buku Kerja Guru 2023

Buku Kerja Guru Adalah panduan atau bahan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar, pelaksanaan tugas mengajar, dan mendidik.

Buku kerja guru menjadi perangkat administrasi wajib bagi guru yang berisi instrumen yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, baik Kurikulum 2013, Kurikulum 2013 Revisi dan Kurikulum yang dikembangkan sekarang yaitu Kurikulum RPP 1 Lembar atau Kurikulum Merdeka.

Buku Kerja guru kurikulum Merdeka 2023 ini dipecah jadi 4 buku: buku 1, buku 2, buku 3 serta buku 4. Pembagian buku ini tidak lain supaya administrasi guru lebih sistematis lebih tertata apik. Seluruh perihal di atas hendak lebih apik bila di urutkan cocok dengan lembar ceklist (Download)

Buku 1 terdiri dari:
  • Cover buku 1
  1. Capaian Pembelajaran
  2. Tujuan Pembelajaran
  3. Alur Tujuan Pembelajaran
  4. Modul Ajar
  5. Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
  6. KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Buku 2 terdiri dari:
  • Cover Buku 2
  1. Kode Etik Guru
  2. Ikrar Guru
  3. Tata Tertib Guru
  4. Pembiasaan Guru
  5. Kalender Pendidikan
  6. Alokasi Waktu
  7. Program Tahunan (Prota)
  8. Program Semester (Promes)
  9. Jurnal Agenda Guru
  10. Download Buku 2
Buku 3 terdiri dari:
  1. Cover Buku 3
  2. Absensi Siswa
  3. Daftar Nilai
  4. Penilain Akhlak/Kepribadian
  5. Analisis Hasil Penilaian Formatif / Sumatif
  6. Program pembelajaran, perbaiakan dan pengayaan
  7. Daftar Buku Pegangan Guru/Siswa
  8. Jadwal Mengajar
  9. Daya Serap Siswa
  10. Kumpulan Kisi-kisi Soal
  11. Kumpulan Soal
  12. Analisis Butir Soal
  13. Perbaikan Soal
  14. Download Buku 3
Buku 4 terdiri dari:
  1. Cover Buku 4
  2. Evaluasi Diri Madrasah
  3. Program Tindak Lanjut
  4. Download Buku 4